Jumat, 25 April 2014

Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita

Gangguan pada sistem reproduksi wanita, yaitu :
  • Vulvovaginistis : peradangan pada vulva dan vagina.
  • Perdarahan non-menstrual
  • Endometriosis
  • Tumor ovarium
  • Kista ovarium
  • Polycystic ovary syndrome : gangguan hormonal, di mana hormon androgen diproduksi terlalu banyak oleh ovarium, sehingga menyebabkan ovarium membesar dan timbul kantong-kantong cairan atau kista.
  • Infeksi menular seksual, yg ditularkan melalui hubungan seksual : PID (Pelvic Inflammatory Disease, HIV, HPV, sifilis, Chlamydia, gonorrhea, herpes kelamin.

Tanda yang perlu diwaspadai
Adanya masalah pada sistem reproduksi wanita, bisa dikenali dari perubahan lendir vagina, karena infeksi vagina seringkali mengakibatkan abnormalitas pada lendir vagina.
Lendir vagina sendiri berubah-ubah warna, tekstur, dan jumlahnya, sesuai dengan siklus menstruasi. Bisa encer, lengket, elastis, dan liat. Warnanya bisa jernih, putih, atau off-white (putih mangkak).
Kondisi yang perlu dicurigai adalah sebagai berikut :
  • Lendir berbau tidak enak, amis.
  • Lendir berwarna kehijauan, keabu-abuan, atau mengandung nanah.
  • Lendir teksturnya berbusa, atau seperti putih telur kocok.
  • Vagina mengalami gatal-gatal, terasa terbakar, radang, atau memerah.
  • Perdarahan vagina meskipun tidak sedang menstruasi.
  • Rasa sakit ketika buang air kecil.

Infeksi vagina bukan hanya disebabkan karena infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks, beberapa infeksi bukan disebabkan karena hubungan seks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar