Jumat, 25 April 2014

Orientasi Seksual

Orientasi seksual dibedakan menjadi 3, yaitu : heteroseksual, homoseksual, dan biseksual.

Heteroseksual : Seseorang tertarik secara romantik/seksual kepada jenis kelamin lain.
Pria tertarik secara romantik dan/atau tertarik secara seksual kepada wanita
Wanita tertarik secara romantik dan/atau tertarik secara seksual kepada pria.

Homoseksual : Seseorang tertarik secara romantik/seksual kepada sesama jenis kelaminnya.
Gay : Pria tertarik secara romantik dan/atau tertarik secara seksual kepada pria.
Lesbian : Wanita tertarik secara romantik dan/atau tertarik secara seksual kepada wanita.

Biseksual : Seseorang tertarik secara romantik/seksual, baik kepada orang dari jenis kelamin lain maupun kepada orang yang sama jenis kelaminnya.
Pria tertarik secara romantik dan atau secara seksual baik kepada wanita maupun kepada pria.
Wanita tertarik secara romantik dan/atau secara seksual baik kepada pria maupun wanita.

Ada lagi istilah “transgender”. Transgender sendiri bukan merupakan jenis orientasi seksual, namun merupakan keadaan seseorang di mana dirinya merasa mempunyai pribadi (identitas gender) sebagai orang dari jenis kelamin lain. Misalnya seorang pria merasa bahwa dirinya adalah wanita, meski secara fisik ia mempunyai tubuh pria.
Orientasi seksual bisa disadari, dirasakan sejak masa kanak-kanak atau sejak awal masa remaja, yaitu ketika orang merasakan ketertarikan romantik atau ketertarikan seksual terhadap orang lain. Ada orang yang merasakan kesadaran akan orientasi seksualnya ini sejak awal dengan begitu jelas, tapi ada juga orang yang membutuhkan waktu untuk memahami orientasi seksualnya dan mengkategorikan dirinya sendiri sebagai heteroseksual, gay, lesbian, atau biseksual karena mereka mengalami ini sebagai hal yang cukup membingungkan.
Ilmuwan belum dapat menemukan secara pasti faktor yang menyebabkan seseorang menjadi heteroseksual, homoseksual atau biseksual. Akan tetapi para ahli berpendapat bahwa orientasi seksual melibatkan gabungan antara faktor biologi, psikologi, dan lingkungan (pengalaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dan hormonal yang sudah melekat sebelum orang lahir mempengaruhi perkembangan orientasi seksual seseorang. Yang jelas adalah fakta bahwa orang tidak memilih orientasi seksualnya menurut keinginan sadarnya, orang tidak dengan gampang/seenaknya memilih untuk tertarik kepada jenis kelamin mana.
Dulunya, masyarakat memandang bahwa homoseksual dan biseksual adalah sebuah gangguan mental. Akibatnya, orang-orang yang memiliki orientasi seksual ini berusaha mengingkari perasaannya, atau mencap dirinya sendiri sebagai “abnormal” atau “sakit”. Banyak dari mereka yang diam atau bahkan berpura-pura hidup sebagai heteroseksual. Akan tetapi, sejak tahun 1970, komunitas profesional kesehatan mental secara jelas menolak menganggap homoseksual dan biseksual sebagai sebuah gangguan. Lesbian, gay, dan biseksual dianggap sebagai sebuah bentuk ikatan antarmanusia yang normal.
Meskipun dunia profesional telah mengakui bahwa orientasi seksual nonheteroseksual (homoseksual dan biseksual) bukan sebuah gangguan mental, akan tetapi, mengingat masih kuatnya stereotip negatif yang ada di masyarakat dan adanya perlakuan diskriminatif, membuka identitas diri dan hidup secara terbuka sebagai seorang gay, lesbian, atau biseksual menjadi tidak mudah, dan bisa menjadi penuh stres. Banyak dari mereka yang karena merasakan tidak adanya dukungan, jadi mengalami problem emosional seperti kecemasan dan depresi, bahkan ada yang hingga putus sekolah, hidup di jalan, menggunakan alkohol, obat-obatan, dan melakukan tindakan lain yang membahayakan diri sendiri. Hal yang penting untuk diingat adalah jika kamu termasuk orang yang berorientasi nonheteroseksual, kamu tidak sendiri, ada orang yang sama denganmu dan merasakan apa yang kamu alami.

Ketika masa pubertas, orang mungkin terkejut menyadari bahwa dirinya mempunyai fantasi seksual bersama dengan orang sesama jenis, atau bahkan melakukan eksperimen seksual dengan sesama jenis. Akan tetapi, itu tidak langsung berarti bahwa orang itu adalah seorang homoseksual. Masa pubertas adalah masa di mana remaja menyesuaikan diri dengan perasaan seksual (hasrat seksual) yang baru saja dialami dalam hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar